3 Pelajaran Penting Dari Kisah Daniel di Dalam Gua Singa

3 Pelajaran Penting Dari Kisah Daniel di Dalam Gua Singa

Renungan Rohani Kristen | Senin, 25 Juli 2022

Pada renungan hari ini kita mau membahas kisah Daniel di dalam gua singa. Pertama-tama kita mau membaca kisahnya terlebih dahulu di dalam Alkitab. Saya tau mungkin agak panjang, tapi saya berharap kita semua mau ikut baca kisah lengkapnya, karena kisah ini benar-benar luar biasa dan sangat sayang jika kita lewati.

“Kemudian bergegas-gegaslah para pejabat tinggi dan wakil raja itu menghadap raja serta berkata kepadanya: ‘Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku! Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa. Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali.’

Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu. Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya. Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya.

Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan kepadanya tentang larangan raja: “Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa?” Jawab raja: “Perkara ini telah pasti menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali.”

Lalu kata mereka kepada raja: “Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya.” Setelah raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk menolongnya.

Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata kepadanya: “Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!” Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: “Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!”


Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa. Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur.

Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa; dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: “Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?”

Lalu kata Daniel kepada raja: “Ya raja, kekallah hidupmu! Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan.”

Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya.” (Daniel 6:6-23)

Melalui kisah ini, kita dapat belajar akan betapa pentingnya pengucapan doa. Dari awal, Daniel tau bahwa jika dia berdoa kepada Tuhan, kemungkinan besar dia akan mendapatkan masalah. Namun, Daniel bukannya jadi berhenti berdoa atau bersembunyi dalam berdoa, melainkan dia tetap berdoa dengan penuh semangat seperti dia biasanya berdoa.

Saya berharap kita semua bisa menjadi seperti Daniel, yang tidak takut dalam mengakui Tuhan. Jangan sampai kita berhenti memuliakan Tuhan di dalam kehidupan kita hanya karena ada orang yang tidak suka dengan iman kita. Tuhan Yesus mengatakan pada Matius 10:33, “Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga.” Deklarasikanlah di dalam hidupmu: “Lebih baik berdiri bersama Tuhan dan dihakimi oleh dunia, dibandingkan berdiri bersama dunia dan dihakimi oleh Tuhan.”

Lebih dari itu, saya sangat menyukai bagaimana Daniel telah membiasakan dirinya untuk terus berdoa kepada Tuhan tiga kali dalam sehari. Daniel bukan hanya berdoa ketika dirinya sedang menghadapi masalah sulit, melainkan dia selalu berdoa bahkan jika hidupnya sedang baik-baik saja.

Teman-teman, jangan sampai kita menjadi orang-orang yang hanya berdoa kepada Tuhan ketika hidup sedang susah. Tetapi marilah kita menjadi orang-orang yang selalu berdoa kepada Tuhan, bahkan ketika hidup sedang berjalan sangat lancar. Marilah kita mengucap syukur kepada Tuhan, baik di waktu enak mau pun di waktu susah. Marilah kita meminta penyertaan Tuhan, baik di hari yang lancar mau pun di hari yang sukar.

Yang menariknya dari kisah Daniel, setelah dia setia kepada Tuhan, dia malah dimasukkan ke dalam gua singa. Sang raja sebenarnya tidak ingin memasukkan Daniel ke dalam gua singa, karena mereka sebenarnya berteman. Namun, karena peraturan raja tidak dapat diubah, sang raja pun terpaksa memasukkan Daniel ke dalam gua yang penuh dengan singa.

Setelah itu, keajaiban terjadi. Daniel ternyata keluar dari dalam gua singa tersebut tanpa terluka sedikit pun. Tuhan ternyata melindungi Daniel di dalam gua singa itu. Sang raja pun menjadi sangat takjub kepada Tuhan-nya Daniel. Ternyata, kesulitan di hidup Daniel tidaklah Tuhan biarkan terjadi untuk menghancurkan Daniel, melainkan untuk menyelamatkan jiwa orang lain, yaitu jiwa sang raja.

Teman-teman, ketika kita melewati badai di dalam hidup dengan tenang dan dengan kuat bersama Tuhan, orang-orang pasti akan bertanya-tanya, “kok bisa?” Di sana lah kita dapat menunjuk kepada Tuhan kita dan mengatakan, “Ini semua karena kasih karunia dan penyertaan-Nya.”

Jika kita memiliki Tuhan di dalam hidup kita, kita tidak perlu takut akan masalah yang menimpa kita. Melainkan, kita seharusnya semangat. Mengapa semangat? Karena Tuhan pasti akan menggunakan kita di tengah-tengah masalah tersebut untuk menyatakan kemuliaan-Nya dan memenangkan jiwa-jiwa ke dalam kerajaan-Nya.


Sumber : gracedepth.com

Posting Komentar

0 Komentar